Pengurus PC IPNU-IPPNU Kota Probolinggo masa Khidmat 2018-2020 |
Lagu
kebangsaan Indonesia Raya, Mars IPNU IPPNU, dan Subbanul Wathon kembali
dikumandangkan dan turut memenuhi ruang aula kantor PC NU Kota Probolinggo,
Minggu, 18 Maret 2018, kemarin. Lagu-lagu tersebut dilantunkan saat ceremonial
sebagai simbol organisasi badan otonom NU ini semangat dan partisipatif
menjunjung tinggi kharateristik kabangsaan dan keummatan. Komitmen totalitas
terhadap dasar Negara republic Indonesia yaitu pancasila menjadi prihal utama.
Sikap ini diambil merupakan perwujudan pengabdian terhadap para pahlawan terutama
para Masyayikh NU. Tidak hanya itu, namun juga upaya menampilkan rasa
hormat finalisasi uji materi atas besarnya kemaslahatan yang terkandung dalam
filsofi Pancasila bagi ummat dan bangsa Indonesia.
Semarak acara
yang dilaksanakan pengurus pimpinan cabang IPNU-IPPNU kota Probilinggo ini
merupakan kegiatan perdana. Sebagai kepengurusan baru, ketua IPNU-IPPNU beserta
pengurus lainnya bersepakat untuk melaksanakan Upgrading pengurus sebagai upaya
membekali para pengurus PC IPNU-IPPNU Kota Probolinggo masa Khidmat 2018-2020.
“waktu dua tahun berjalan merupakan durasi yang sangat singkat untuk kita lalui
dalam kepengurusan ini” ujar Evi Kumalasari selaku ketua PC IPPNU 2018-2020
saat rapat persiapan Jumat 16 Maret 2018.
“Pembekalan
mutlak perlu dalam sebuah organisasi yang hendak start melanjutkan
kepengurusan lama sekiranya memahami mau dibawa kemana IPNU-IPPNU dua tahun ke
depan ini” terang Khoirun Nisa saat menyampaikan materi di even Upgrading
tersebut. Pembekalan menjadi hal yang urgen bagi kepengurusan baru untuk
memaksimalkan eksplorasi diri atas potensi yang dimiliki. Upgrading setidaknya
memberikan gambaran general tentang status dan peran pengurus dalam mengoperasikan
roda organisasi dengan harapan tugas pokok dan fungsi terhadap posisi yang
dimiliki bisa terarah.
Pemateri M.
Badruddin Munir mengulas kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi dalam
organisasi. Menurutnya pengurus IPNU-IPPNU cabang kota Probolinggo harus
mencatat hal yang mungkin menjadi kendala ke depan dan harapan apa yang hendak
dicapai dalam periode kepengurusan tersebut. “IPNU-IPPNU ini harus menyematkan
target apa yang akan dicapai dalam berorganisasi, dan dengan cara apa target
itu bisa dicapai” tuturnya.
Masih menurut
M. Badruddin Munir IPNU-IPPNU sebaiknya mencatat prediksi kendala sedini
mungkin untuk segara dicarikan solusi yang solutif meski sebatas hipotesis. hal
tersebut dilakukan guna mengantisipasi dan mempersiapkan problem solving,
walau esensinya problem yang diprediksikan tentunya tidak diharapkan
kehadirannya.
Musyarofah
sebagai pemateri ke tiga dalam acara upgrading mewanti-wanti terkait dasar
IPNU-IPPNU tidaklah boleh melenceng dari dasar Nahdlatul Ulama yang cenderung
Pro aktif atas terlaksananya Negara yang aman sejahtera dengan berpedoman pada
Pancasila serta mendudukkan multikulturalisme pada wadah Bhinneka Tunggal Ika.
Musyarrofah yang juga sekjend PC MUSLIMAT Kota Probolingo itu, juga menekankan
kader Ulama’ ahlussnnnah ala annahdliyah sekiranya mengerti sejarah dan
bagaimana mempertahankan budaya ulama’ yang sejak puluhan tahun berlanjut
hingga saat ini.
Tidak hanya
itu, musyarrofah menuturkan pentingnya upaya filterisasi terhadap budaya yang
seringkali mengancam dan bahkan telah menggerus budaya ulama’ Indonesia.
Pembid’ahan terhadap hasil ijtihad para ulama’ NU, bahkan sampai pada
pengkafiran antar satu dengan yang lain merupakan persoalan yang harus segera
terselesaikan di NKRI dewasa ini.
Pada sesi
akhir acara, Ketua IPNU terpilih Fathur Rozi merespon baik atas materi yang
tersampaikan tersebut. Sebagai aksi pertama dan salah satu bentuk
pengejawantahan meneruskan pemikiran Ulama NU adalah menolak adu domba antar
rakyat di bawah naungan NKRI ini. Baginya adu domba sering dilakukan oleh
orang-orang yang tak bertanggung jawab dengan menyebarkan berita yang tidak
sesuai fakta atau dengan mempublikasi aib orang melalui media sehingga
memunculkan sikap saling benci pada orang lain. Bentuk semacam ini di jaman
milenial menurutnya adalah berita hoax yang eksistensinya harus ditolak.
Melalui video kilat pengurus IPNU-IPPNU menyatakan dengan tegas penolakan
tersebut dengan redaksi “Kami IPNU-IPPNU kota Probolinggo bekerjasama dengan
POLRI menolak segala bentuk berita bohong, ujaran kebencian, dan berita Hoax,
NKRI YES, HOAX NO.!!!”
0 Comments